Kamis, 25 Agustus 2011

Doa Untuk Menangguhkan Hukuman.

Nats : Amos 7:1-6

Amos adalah seorang yang berasal dari Tekoa yang terletak di tanah Yehuda, tetapi ia bernubuat di Israel dan untuk Israel. Ia bukan berasal dari kelompok para nabi, atau para imam, tetapi ia adalah seorang gembala, seorang pekerja awam. Ia seangkatan dengan Hosea. Allah memilih siapa saja yang dikehendaki-Nya untuk dijadikan nabi-Nya.

Israel pada saat itu telah mencapai puncak kemakmuran duniawi, dan bersamaan dengan itu timbul ketidak adilan, penindasan dan kejahatan. Orang miskin dihina dan ditindas oleh orang kaya. Nubuat Amos adalah mengenai hukuman bagi orang Israel yang hidup dalam masa bersenang-senang untuk kepentingan pribadi. Ia bernubuat tentang pembuangan Israel sebagai suatu hukuman dari Allah, yang berlangsung ketika orang Asyur menduduki Israel. Pesan yang terdapat dalam kitab ini ialah bahwa dosa yang dilakukan oleh suatu bangsa akan mendatangkan hukuman atas bangsa itu sendiri.

Dari bacaan kita malam ini, ada beberapa hal yang perlu kita renungkan bersama.
I. Mengapa bangsa Israel dihukum oleh Tuhan ? Karna dosa yang mereka lakukan (Amos 1:3,6,9,11,13; 2:1)

1:3 Beginilah firman TUHAN: "Karena tiga perbuatan jahat Damsyik, bahkan empat, Aku tidak akan menarik kembali keputusan-Ku: Oleh karena mereka telah mengirik Gilead dengan eretan pengirik dari besi,
1:6 Beginilah firman TUHAN: "Karena tiga perbuatan jahat Gaza, bahkan empat, Aku tidak akan menarik kembali keputusan-Ku: Oleh karena mereka telah mengangkut ke dalam pembuangan suatu bangsa seluruhnya, untuk diserahkan kepada Edom,
1:9 Beginilah firman TUHAN: "Karena tiga perbuatan jahat Tirus, bahkan empat, Aku tidak akan menarik kembali keputusan-Ku: Oleh karena mereka telah menyerahkan tertawan suatu bangsa seluruhnya kepada Edom dan tidak mengingat perjanjian persaudaraan,
1:11 Beginilah firman TUHAN: "Karena tiga perbuatan jahat Edom, bahkan empat, Aku tidak akan menarik kembali keputusan-Ku: Oleh karena ia mengejar saudaranya dengan pedang dan mengekang belas kasihannya, memendamkan amarahnya untuk selamanya dan menyimpan gemasnya untuk seterusnya,
1:13 Beginilah firman TUHAN: "Karena tiga perbuatan jahat bani Amon, bahkan empat, Aku tidak akan menarik kembali keputusan-Ku: Oleh karena mereka membelah perut perempuan-perempuan hamil di Gilead dengan maksud meluaskan daerah mereka sendiri,
2:1 Beginilah firman TUHAN: "Karena tiga perbuatan jahat Moab, bahkan empat, Aku tidak akan menarik kembali keputusan-Ku: Oleh karena ia telah membakar tulang-tulang raja Edom menjadi kapur,
2:4 Beginilah firman TUHAN: "Karena tiga perbuatan jahat Yehuda, bahkan empat, Aku tidak akan menarik kembali keputusan-Ku: Oleh karena mereka telah menolak hukum TUHAN, dan tidak berpegang pada ketetapan-ketetapan-Nya, tetapi disesatkan oleh dewa-dewa kebohongannya, yang diikuti oleh nenek moyangnya,

2:5 Aku akan melepas api ke dalam Yehuda, sehingga puri Yerusalem dimakan habis."
2:6 Beginilah firman TUHAN: "Karena tiga perbuatan jahat Israel, bahkan empat, Aku tidak akan menarik kembali keputusan-Ku: Oleh karena mereka menjual orang benar karena uang dan orang miskin karena sepasang kasut;

2:7 mereka menginjak-injak kepala orang lemah ke dalam debu dan membelokkan jalan orang sengsara; anak dan ayah pergi menjamah seorang perempuan muda, sehingga melanggar kekudusan nama-Ku;

2:8 mereka merebahkan diri di samping setiap mezbah di atas pakaian gadaian orang, dan minum anggur orang-orang yang kena denda di rumah Allah mereka.
Berdasarkan kejahatan bangsa Israel tersebut maka Allah memberitahukan hukuman apa yang akan di terima oleh bansa Israel.

II. Hukuman atas Israel (ayat 1,2a,4).
1. Penglihatan pertama: Belalang = Hukuman Pertama
7:1 Inilah yang diperlihatkan Tuhan ALLAH kepadaku: Tampak Ia membentuk kawanan belalang, pada waktu rumput akhir mulai tumbuh, yaitu rumput akhir sesudah yang dipotong bagi raja. 7:2 Ketika belalang mulai menghabisi tumbuh-tumbuhan di tanah.
2. Penglihatan kedua: Api = Hukuman kedua.
7:4 Inilah yang diperlihatkan Tuhan ALLAH kepadaku: Tampak Tuhan ALLAH memanggil api untuk melakukan hukuman. Api itu memakan habis samudera raya dan akan memakan habis tanah ladang.

III. Tindakan Nabi Amos terhadap hukuman Tuhan terhadap bansa Israel.
Nabi Amos datang kepada Tuhan dan memohn belaskasihan Tuhan agar bansa Israel di bebaskan dari hukuman tersebut. (berkatalah aku: "Tuhan ALLAH, berikanlah kiranya pengampunan! Bagaimanakah Yakub dapat bertahan? Bukankah ia kecil? ( ayat 2b) Lalu aku berkata: "Tuhan ALLAH, hentikanlah kiranya! Bagaimanakah Yakub dapat bertahan? Bukankah ia kecil? (ayat 5).

IV. Respons Allah terhadap permohonan Nabi Amos (ayat 3, 6).
Maka menyesallah TUHAN karena hal itu. "Itu tidak akan terjadi," firman TUHAN Ayat 3). Maka menyesallah TUHAN karena hal itu. "Inipun tidak akan terjadi," firman Tuhan ALLAH (ayat 6).

Penyesalan TUHAN menjelang zaman pembuangan (Am 7:1-6) Bagian ini memaparkan dialog antara Amos dan TUHAN menyoal pemberontakan umat Israel. Dalam sebuah pengelihatan, TUHAN menyatakan hukumannya kepada bangsa Israel. Yang pertama adalah kawanan belalang yang menghabisi tumbuh-tumbuhan di tanah. Menanggapi pengelihatan ini, Amos memohon agar TUHAN memberi pengampunan (ay 12). Lalu TUHAN menarik kembali keputusan-Nya. Selanjutnya, TUHAN memanggil api untuk melakukan hukuman, yang memakan habis samudera dan tanah. Amos pun memohon agar TUHAN menghentikannya.

Allah menunda keputusanNya kepada manusia, Karena Allah tidak menginginkan seseorang mati dalam keadaan berdosa, maka Allah menanggapi doa syafaat dari nabi Amos. Dalam arti Allah mengingikan terjadi suatu pertobatan bagi umatNya. Tapi jika tidak bertobat hukuman tetap berlaku bagi kehidupan manusia. Kalau Tuhan memberikan kesempatan untuk bertobat, janganlah menyia-nyiakan kesempatan tersebut (BERTOBATLAH). Siapa pun dia, apa pun statusnya, Tuhan dapat memakai untuk memberitakan FirmanNya, menasehati, mengingatkan setiap orang. Agar tidak hidup dalam dosa. Amin.
_____________
Pdt. Agustinus Gea,S.Th.,M.A.

YESUS MENAMPAKKAN DIRI DI PANTAI TIBERIAS

Tema : Yesus Menanmpakkan Diri di Pantai Tiberias
Nas : Yohanes 21:1-14.

Tujuan :
Supaya jemaat mengerti makna penampakkan Tuhan Yesus yang bangkit bagi murid-murid-Nya dan bagi dirinya sendiri.

Pendahuluan :
Sejak Yesus ditangkap, disalibkan, sampai pada kebangkitan Yesus, murid-murid-Nya masih dalam keadaan takut, putus asa, kecewa, dllnya.

Pertanyaan bagi kita sekarang ini adalah. Apa makna penampakan Tuhan Yesus kepada murid-muridNya dan juga kepada kita pada saat ini ? Untuk menjawab pertanyaan tersebut. Mari kita renungan beberapa hal penting tentang makna penampakan Tuhan Yesus.

1. Yesus hidup.
Di Yohanes 21:1 disebutkan bahawa Tuhan Yesus menampkkan diri kepada murid-muridNya di pantai Tiberias. Ayat ini agak berbeda dengan kesaksian tentang kebangkitan dalam ayat-ayat sebelumnya. Karena penampkkan Tuhan Yesus kepada murid-muridNya pada umumnya terjadi dalam “ruangan tertutup” (Yohanes 20:19-20; 24-29). Jadi, penampakkan Tuhan Yesus di pantai Tiberias menunjukkan tentang kebangkitanNya bahwa benar-benar Dia hidup. Dan sekaliguis untuk mengbah pola pikir para murid-muridNya yang dihantui oleh imajinasi dan halusi. Karna penampakkan Tuhan Yesus di panatai Tiberias terjadi pada siang hari (Yoh.21:4) artinya para murid-murid melihat Tuhan Yesus dengan jelas.

2. Mengingatkan panggilan yang terlupakan.
Murid-murid Tuhan Yesus dihantui oleh ketakutan, dan kegelisahan. Dalam kondisi seperti inilah. Para muridNya lupa akan komitmen pertama waktu Tuhan Yesus memanggil mereka, khusunya Rasul Petrus. (Matius 4:18-20. “18 Dan ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, Ia melihat dua orang bersaudara, yaitu Simon yang disebut Petrus, dan Andreas, saudaranya. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan. 19 Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." 20 Lalu mereka pun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia). Di Yohanes 21: 2-3. “2 Di pantai itu berkumpul Simon Petrus, Tomas yang disebut Didimus, Natanael dari Kana yang di Galilea, anak-anak Zebedeus dan dua orang murid-Nya yang lain. 3 Kata Simon Petrus kepada mereka: "Aku pergi menangkap ikan." Kata mereka kepadanya: "Kami pergi juga dengan engkau." Mereka berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa”. Aku pergi menangkap ikan. Artinya, Petrus dan teman-temannya kembali pada profesi semula, yakni nelayan. Mereka lupa komitmen mereka ("Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia."Lalu mereka pun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia). Karna mereka lupa akan panggilan mereka. Maka Yesus mengingatkan mereka (Yoh. 21:5-13). Yesus berkata kepada mereka :

1. "Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk-pauk?
2. "Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh."
3. "Bawalah beberapa ikan, yang baru kamu tangkap itu
4. "Marilah dan sarapanlah."
Dari dialok ini, akhirnya murid-murid tahu siap yang berbicara dengan mereka. Mereka berkata kepada Petrus. Itu Tuhan dan mereka tahu bahwa Ia adalah Tuhan.

3. Yesus hadir ditengah-tengah pergumulan.
Yohanes 21: 3 Kata Simon Petrus kepada mereka: "Aku pergi menangkap ikan." Kata mereka kepadanya: "Kami pergi juga dengan engkau." Mereka berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa. Murid Tuhan Yesus mengahdapi satu pergumulan yang sangat besar dan membuat mereka malu. Karna semalaman mereka mencari ikan tapi tidak menangkap apa-apa. (Yohanes 21:4 “Ketika hari mulai siang, Yesus berdiri di pantai; akan tetapi murid-murid itu tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus”). Dalam keadaan seperti inilah kemahadiran Tuhan dinyatakan kepada orang yang mengalami pergumulan, kesulitan dalam hidupnya. Yesus bukan hadir tapi Yesus memberikan solusi.

4. Yesus memberikan solusi.
Yohanes 21:5-6 (5 Kata Yesus kepada mereka: "Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk-pauk?" Jawab mereka: "Tidak ada." 6 Maka kata Yesus kepada mereka: "Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh." Lalu mereka menebarkannya dan mereka tidak dapat menariknya lagi karena banyaknya ikan). Pelajaran rohani yang dapat kita petik dari ayat ini. Bukan masalah jala ditebarkan di sebelah kanan perahu. Tapi, bagaimana kita mentaati perintah Tuhan, apakah kita percaya pada kehadiran dan perkataan Tuhan dalam menyelesaikan masalah kita, apakah kita bersandar pada Tuhan atau pengertian kita sendiri.

Penutup :
Melalui sikap dari padar murid Tuhan Yesus, kita dapat belajar bahwa kita baru menyadari kehadiran Tuhan setelah kita mengalami pertolongan dari berbagai permasalahan yang sedang kita hadapi. Seperti sikap Petrus setelah ia melihat mujizat berupa ikan dalam jumlah yang sangat banyak. Baru berkata itu Tuhan. Melalui penampakkan Tuhan Yesus kepad murid-muridNya di pantai Tiberias, iman mereka semakin diteguhakan. Melalui kebangkitan Tuhan Yesus mereka tetap bersekutu dengan Dia. Jadi, Iman terhadap kebangkitan Tuhan Yesus dan ketaatan pada perkataan Tuhan Yesus dapat mengubah segala-galanya. Tuhan memberkati.

Rabu, 24 Agustus 2011

LIDAH DAN HATI

LIDAH DAN HATI
Matius 15:7-20

Pendahuluan :
Lidah dan hati sangat menentukan kehidupan seseorang dalam hal : kesaksian hidup, kebahagiaan, masa depan dan keselamatan seseorang.

GARIS BESAR / ISI :
Menyadari bahwa lidah dan hati sangat menentukan dalam kehidupan seseorang, maka perlu kita ketahui beberapa hal agar lidah dan hati kita dapat menjadi berkat bagi orang lain. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut :
1. Lidah dan hati harus dijaga.
(Amsal 4:23 "Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan". Dan I Petrus 3:10 "Siapa yang mau mencintai hidup dan mau melihat hari-hari baik, ia harus menjaga lidahnya terhadap yang jahat dan bibirnya terhadap ucapan-ucapan yang menipu".
2. Lidah dan hati harus dilatih supaya :
a. Selalu bersih.
b. Selalu jadi berkat.
c. Selalu menyenangkan hati
3. Lidah dan hati harus diselaraskan dengan Firman Tuhan.
PENUTUP :
Setiap orang percaya, harus menjaga hati dan melatih lidahnya sehingga dapat menjadi berkat bagi orang lain dan berkenan kepada Tuhan.

KAMU ADALAH GARAM DUNIA

Kamulah Garam Dunia
Matius 15:13

Ayat ini berkata bahwa kita adalah garam dunia. Kalau kita digambarkan sebagai ‘garam’ itu tidak berarti bahwa kita harus sama dengan garam dalam segala hal. Ini sama seperti kalau saudara mengatakan kepada seseorang ‘kamu itu seperti babi’. Tentu saudara hanya menyamakan dia dengan babi dalam hal-hal tertentu, bukan dalam segala sesuatu. Demikian juga kalau kita digambarkan sebagai ‘garam’. Jangan mengambil persamaan yang salah, yang bertentangan dengan ayat-ayat lain dalam Kitab Suci, misalnya garam larut kalau kena air, jadi kalau hujan kita boleh bolos ke gereja. Kalau makanan terlalu banyak garam rasanya jadi tidak enak, jadi sebaiknya dunia ini jangan terlalu banyak orang Kristen.
Lalu dalam hal apa kita harus sama seperti garam?

1. Garam itu Berfungsi Untuk Mengawetkan atau Mencegah Kebusukan.
Pada jaman di mana belum ada kulkas / freezer, maka garam penting sekali baik bagi pemburu maupun nelayan untuk mengawetkan daging binatang buruan/ikan, karena garam bisa mencegah pembusukan. Jadi kalau dikatakan bahwa kita adalah garam dunia, maka artinya adalah bahwa kita harus mencegah dunia dari kebusukan rohani. Kita bisa melakukan hal itu dengan memberitakan Injil kepada dunia. Dan Pemberitaan Injil itu harus disertai dengan kesaksian hidup yang baik dan dengan doa. Tujuannya adalah membawa orang kepada Kristus, karena Kristus adalah satu-satunya jalan ke surga (Yoh 14:6; Kis 4:12; 1 Yoh 5:11-12).
Saya ingin tekankan tentang ‘memberitakan Injil’. Apa artinya? Arti yang salah dari memberitakan Injil adalah apa yang disebut sebagai “Social Gospel” (Injil Sosial). Ini banyak dalam kalangan gereja Protestan, di mana aktivitas pemberitaan Injil dilakukan dengan mengunjungi tempat-tempat yang dilanda bencana alam, yatim piatu, dsb, dan apa yang mereka lakukan di sana hanyalah memberikan bantuan sosial. Orang-orang yang dibantu senang, tetapi tetap tidak bisa mengenal Kristus, dan mereka akan masuk ke neraka pada saat mereka mati. Juga arti yang salah lainnya adalah bahwa Yesus ditekankan sebagai pemberi berkat jasmani, penyembuh, pembuat mujizat, penolong dalam kesukaran duniawi. Ini banyak dalam kalangan Pentakosta / Kharismatik.
Memberitakan Injil yang benar, mencakup menyatakan dosa, menyatakan keadilan Allah / hukuman dosa, khususnya neraka, memberitakan Yesus sebagai Allah yang menjadi manusia, yang lalu mati di salib sebagai pengganti manusia berdosa/untuk memikul hukuman manusia berdosa, mendorong orang itu untuk mau percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya dan menjelaskan hubungan iman dengan pertobatan dari dosa. Inilah memberitakan Injil yang benar.
Kalau kita memberitakan Injil dan orang yang kita injili itu mau datang kepada Kristus, maka ia akan dicegah dari pembusukan secara rohani. Dulu Saulus adalah orang yang sedang membusuk. Tetapi setelah bertobat, ia menjadi Paulus, orang yang hidup bagi Tuhan dan berguna untuk Tuhan.

2. Garam Mengenakkan Makanan.
Bagaimanapun pandainya seseorang memasak, kalau tidak ada garam, makanan menjadi hambar dan tidak enak. Jadi, garam mengenakkan makanan.
Kita adalah garam dunia. Artinya kehadiran kita harus mengenakkan orang-orang di sekitar kita. Mereka harus merasa senang dengan kehadiran kita. Ini bisa kita lakukan dengan mengasihi/menolong orang-orang di sekitar kita, mentaati dan menghormati orang tua, menghibur orang yang kesusahan, dll. Tapi semua ini tentu ada batasnya, yaitu kita tidak boleh melakukan sesuatu yang menyenangkan orang tetapi bertentangan dengan Firman Tuhan. Contohnya mengantar orang ke dukun, memberi tahu jawaban soal waktu ulangan/ujian, membelikan orang rokok, dll.
Hal lain yang harus kita ingat adalah bahwa hidup orang Kristen yang bagaimanapun baiknya tidak selalu menyenangkan orang dunia. Tuhan Yesus sendiri, yang hidupnya suci murni dan penuh kasih, tidak disenangi oleh banyak orang. Pada waktu kita memberitakan Injil, menegur dosa dan sebagainya, kita bisa mendapatkan permusuhan / kebencian (bdk. Gal 4:16 1Pet 3:13-14).

3. Garam Mempengaruhi, Bukan Dipengaruhi.
Kalau garam dimasukkan ke dalam makanan, garam menjadikan makanan itu asin. Jadi garam mempengaruhi makanan. Karena itu, kalau kita adalah garam dunia, maka kita harus mempengaruhi orang dunia, dan bukan sebaliknya, orang dunia yang mempengaruhi kita (band. Rom 12:2). Apakah saudara mempengaruhi dunia atau dipengaruhi oleh orang dunia? Misalnya dalam soal rokok, minuman keras, ecstasy dan sebagainya, apakah saudara berani berkata ‘tidak!’ kalau ditawari? Kalau saudara diajak berzinah, apakah saudara bisa menolak dengan tegas? Kalau teman-teman di sekolah menyontek, dan saudara diajak, bisakah saudara menolak? Kalau dunia menggunakan ‘jam karet’ / suka datang terlambat, apakah saudara juga demikian? Sebaliknya, apakah saudara bisa mempengaruhi orang-orang di sekitar saudara dalam hal pergi ke gereja, membaca atau belajar Firman Tuhan, berdoa, melayani Tuhan? Berbuat baik, seperti menolong orang? Rajin belajar dan bekerja dengan baik? Ketundukan atau hormat kepada orang tua, kesetiaan kepada isteri /suami?
Kalau ketiga hal tersebut di atas tidak ada di dalam hidup kita, kita menjadi garam yang tawar, yang tidak berguna (ay 13).
Mari kita jadikan hidup kita sebgai Garam yang dapat mengawetkan, mengenakkan (menyenangkan), dan dapat mempengaruhi (mengubah) seseorang.